LANDASAN FILOSOFIS
Landasan filosofis yang dipergunakan adalah filsafat manusia yang berasal dari pandangan keagamaan Islam. Manusia dimaknakan sebagai ciptaan Allah yang baik dan cerdas, namun memiliki potensi salah dan lupa dalam kedudukannya sebagai pengemban amanah sebagai hamba dan khalifah Allah.
Manusia dipandang memiliki empat komponen dasar, yaitu :
1. Hati
2. Akal
3. Jasad
4. Nafsu
Dengan demikian, pendidikan adalah pengayoman, pemeliharaan dan pengasuhan terhadap empat komponen dasar tersebut, sehingga manusia mampu melaksanakan tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah.
KONSEP
Pendidikan diselenggarakan berupa integrasi antara pendidikan kepesantrenan, pendidikan formal serta kursus keterampilan. Pendidikan dilaksanakan dengan pola pendekatan holistikkomprehensif. Pendidikan dilaksanakan dengan memadukan pendidikan berbasis karakter dan pendidikan berbasis kompetensi.
Pendidikan kepesantrenan yang dimaksud adalah pendidikan yang menempa santri dalam sebuah kenyataan dan kemandirian hidup dalam keimanan dan ketaqwaan.
Pendidikan formal yang dimaksud adalah pembelajaran yang memberikan wawasan ilmiyyah dengan penekanan pada pemahaman konsep-konsep ilmu pengetahuan bukan pada hapalannya.
Kursus keterampilan yang dimaksud adalah pendidikan yang memberikan kemampuan untuk membangun kemandirian.
MATERI
1. Materi kepesantrenan diberikan dengan model kurikulum silabus referensial. Materi dikelompokkan mengikuti cara Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin.
a. Usul (sumber)
· Al-Quran
· As-Sunnah
· Pandangan Shahabat
· Ijma’
b. Furu (produk pemahaman)
· Tauhid
· Fiqh
· Tashowwuf
c. Alat
· Bahasa Arab (nahwu, sorof, balagoh)
· Usul dan kaidah fiqh
· Mantiq
d. Mutammimat
· Falak (astronomi)
· Da’wah
· Munazhoroh
· Lagu dan aneka cara membaca Al-Quran
2. Pendidikan formal
a. Materi ujian negara
b. Ketatanegaraan
3. Keterampilan
a. Terikat
· Metode belajar dan penelitian
· Bela diri
· Tata rumah tangga
· Kewirausahaan
b. Bebas (sesuai dengan ketersediaan pilihan)
· Tata perkantoran
· Elektronika
· Mesin
· Pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan
· Kesenian, seperti kaligrafi, seni vokal dan seni musik
Semua materi tersebut disampaikan dengan sebuah sistem pendidikan dan pembelajran dalam urut-urutan tertentu sesuai dengan silabus yang terlampir.
METODE
Pada prinsipnya metode yang dilakukan mengacu pada sistem fitriyyah, yaitu metode yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan. Dengan demikian, metode yang dipergunakan adalah metode eklektik (campuran) dengan memberikan titik tekan pada keteladanan sebagai metode utama.
Dalam prakteknya, metode pendidikan dilaksanakan dalam dua bagian besar :
1. Takholli(pembersihan dari hal tercela)
2. Tahalli(internalisasi hal-hal terpuji)
Kedua bagian ini dilaksanakan secara komprehensif dengan menggunakan penggabungan tiga pendekatan :
1. Pendekatan spiritual ; pelaksanaan riyadhoh dan mujahadah sufiah
2. Pendekatan psikologial ; penggunaan alat-alat ukur dan treatment psikologis
3. Pendekatan kultural ; praktek yang lekat dengan tata kehidupan nyata sehari-hari pada segala aspek kebudayaan
PROSES KBM
Proses KBM berupa pengasuhan dan pengayoman sepanjang hari dalam pembinaan praktek hidup dalam sosial budaya dan agama yang baik melalui keteladanan guru dan kakak senior. Keteladanan tersebut dibangun dalam konteks:
1. Tawasoubilhaqqi
2. Tawasoubissobri
3. Tawasoubilmarhamah
Dalam prakteknya sebagai proses kegiatan belajar mengajar, dilaksanakan dengan bentuk pendekatan :
1. Bilhikmah(ilmiyyah)
2. Bilmaui’zotilhasanah(nasihat yang baik)
3. Bilmujadalatibillatihiyaahsan (diskusi)
4. Bil a’malis solihah (praktek yang baik)
PENGAJAR
Para ustadz yang mengajar diharapkan memiliki kategori :
1. Memiliki keteladanan
2. Memiliki silsilah sanad ‘ilmu yang jelas
3. Memiliki keahlian khusus
4. Memiliki penguasaan yang baik terhadap materi yang menjadi bidangnya
5. Memiliki jaringan keilmuan
6. Menguasai metodologi pendidikan yang baik
PENGELOMPOKKAN SANTRI
1. Santri yang tinggal di asrama ; mengikuti proses pendidikan 24 jam
2. Santri yang tinggal di rumahnya ; mengikuti proses pendidikan dari pagi sampai sore hari dan pada waktu-waktu tertentu diharuskan mengikuti program menginap di pasantren
3. Santri yang mengikuti program singkat saja.
JENJANG
Santri dikelompokkan sesuai dengan usia dan kemampuannya menjadi beberapa jenjang, sebagai berikut :
1. TKA / i’dadi
2. Ibtidai
3. Tsanawi
4. ‘Ali
Sebagai kelengkapan untuk pengayoman terhadap masyarakat yang lebih luas dan terbuka diselenggarakan pula program singkat dengan dua kategori :
1. Pendidikan singkat (pesantren kilat) dengan mengadopsi model trainingsoftskill atau AMT berupa pesantren weekend secara indoor dan outdoor untuk komunitas masyarakat umum
2. Pendidikan singkat kepesantrenan berupa kajian khusus cepat menyelesaikan satu kitab tertentu (pasaran) untuk komunitas pesantren
EVALUASI
Evaluasi dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran dengan memberikan penekanan pada aspek kepesantrenan sebagai syarat utama kelulusan.
Alat ukur evaluasi mempergunakan standar yang sesuai dengan ketentuan psikometrik serta standar ukur nasional dan internasional.
KELANJUTAN PENDIDIKAN
Pendidikan dibangun dalam keselarasan dengan berbagai jaringan pendidikan, sehingga memudahkan bagi santri yang akan pindah maupun melanjutkan jenjang pendidikannya. Jaringan pendidikan yang dimaksud adalah :
1. Jaringan lembaga pendidikan di dalam dan luar negeri
2. Jaringan bea siswa pendidikan
3. Jaringan bea siswa kerja (pendidikan ikatan dinas)